Print
Category: News
Hits: 39

 

Mempawah, 9 September 2025. RSUD dr. Rubini Mempawah menerima kunjungan dari Tim Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas) Jakarta dalam rangka kegiatan Diskusi dan Monitoring Pelaksanaan Surveilans Sentinel Japanese Encephalitis (JE). Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat sistem surveilans dan pelaporan penyakit JE di Provinsi Kalimantan Barat, khususnya di Kabupaten Mempawah.
Acara dibuka secara resmi oleh Direktur RSUD dr. Rubini, dr. David V.P. Sianipar, M.Kes, dan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, di antaranya Tim BBLKM Jakarta, Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Mempawah.
Kegiatan diawali dengan sambutan dan paparan dari Tim BBLKM Jakarta yang menyampaikan profil dan peran Labkesmas Jakarta dalam mendukung pelaksanaan surveilans JE sebagai laboratorium pengampu di wilayah Kalimantan Barat. Kegiatan dilanjutkan dengan pemaparan situasi terkini penyakit Japanese Encephalitis di RSUD dr. Rubini, yang disampaikan langsung oleh Direktur RSUD.


Penguatan Surveilans untuk Cegah KLB JE
Kegiatan ini menekankan pentingnya penguatan sistem surveilans sentinel dan pelaporan suspek JE secara komprehensif untuk mendukung upaya pencegahan dan pengendalian KLB. Labkesmas Jakarta, sebagai laboratorium pengampu kesehatan masyarakat, terus melakukan pendampingan dan monitoring terhadap pelaksanaan surveilans di wilayah kerjanya, termasuk Kalimantan Barat.
Dengan adanya pertemuan ini, diharapkan sinergi antarinstansi dapat semakin kuat dalam rangka mendeteksi dini, melaporkan, dan menangani kasus-kasus JE, guna melindungi masyarakat dari risiko penyakit menular yang berbahaya

Mengenal Japanese Encephalitis (JE): Penyakit Menular yang Perlu Diwaspadai
Japanese Encephalitis (JE) merupakan salah satu penyakit infeksi menular yang perlu mendapatkan perhatian serius. Penyakit ini disebabkan oleh virus Japanese Encephalitis (JEV) dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Culex, khususnya Culex tritaeniorhynchus. Di Asia dan wilayah Pasifik Barat, JE merupakan salah satu penyebab utama radang otak (ensefalitis) yang dapat berakibat fatal.

Reservoir & Vektor Penularan
•    Hewan reservoir (perantara): Babi dan burung air
•    Vektor penular: Nyamuk Culex yang banyak ditemukan di area persawahan, genangan air, dan lahan pertanian

Gejala dan Ciri-Ciri Japanese Encephalitis
Sebagian besar infeksi JE bersifat asimtomatik (tanpa gejala). Namun, dalam beberapa kasus, infeksi dapat berkembang menjadi berat dan mengancam jiwa.

Masa Inkubasi:
5–15 hari setelah tergigit nyamuk pembawa virus.
Gejala Ringan:
•    Demam
•    Sakit kepala
•    Mual dan muntah
•    Lemas atau tidak bertenaga
Gejala Berat (Ensefalitis):
•    Demam tinggi mendadak
•    Leher kaku
•    Disorientasi atau kebingungan
•    Kejang
•    Gangguan neurologis (tremor, kelumpuhan)
•    Penurunan kesadaran hingga koma
Sekitar 1 dari 250 infeksi berkembang menjadi kasus berat. Dari kasus tersebut, 30% berujung pada kematian, dan 20–30% penyintas mengalami cacat neurologis permanen.
Cara Pencegahan Japanese Encephalitis
Karena tidak ada pengobatan spesifik untuk JE, pencegahan menjadi kunci utama dalam upaya menghindari penularan dan penyebaran penyakit ini. Berikut beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan:
1. Vaksinasi JE
Merupakan langkah paling efektif dan dianjurkan untuk:
•    Anak-anak di daerah endemis
•    Wisatawan ke wilayah endemis
•    Petugas kesehatan dan masyarakat berisiko tinggi
 Vaksin JE telah menjadi bagian dari program imunisasi nasional di beberapa wilayah.
2. Pengendalian Vektor Nyamuk
•    Menguras dan membersihkan tempat penampungan air
•    Menutup rapat tempat penyimpanan air
•    Menanam tanaman pengusir nyamuk
•    Menggunakan larvasida di genangan air
3. Perlindungan Diri dari Gigitan Nyamuk
•    Menggunakan kelambu saat tidur
•    Mengenakan pakaian lengan panjang dan celana panjang
•    Mengaplikasikan obat anti-nyamuk (repelan)
•    Menghindari aktivitas di luar rumah saat senja dan malam hari (puncak aktivitas nyamuk Culex)
4. Pengendalian Hewan Reservoir
•    Mengelola populasi babi dan burung air agar tidak berada dekat dengan permukiman manusia
 ________________________________________
 💊Pengobatan Japanese Encephalitis
Hingga saat ini, belum tersedia obat antivirus spesifik untuk mengobati JE. Penanganan yang dilakukan bersifat simptomatik dan suportif, antara lain:
•    Pemberian cairan dan elektrolit
•    Obat penurun panas dan anti kejang
•    Pemantauan fungsi otak dan organ penting
•    Perawatan intensif di rumah sakit untuk kasus berat